Logo Design by FlamingText.com

Senin, 13 Januari 2014

Kisah istri sholihah :-)

Kisah Istri Sholihah yang
mengharukan
Seorang istri menceritakan kisah
suaminya pada tahun 1415 H, ia berkata :
Suamiku adalah seorang pemuda yang
gagah, semangat, rajin, tampan,
berakhlak mulia, taat beragama, dan
berbakti kepada kedua orang tuanya. Ia
menikahiku pada tahun 1390 H. Aku tinggal
bersamanya (di kota Riyadh) di rumah
ayahnya sebagaimana tradisi keluarga-
keluarga Arab Saudi. Aku takjub dan
kagum dengan baktinya kepada kedua
orang tuanya. Aku bersyukur dan
memuji Allah yang telah
menganugerahkan kepadaku suamiku ini.
Kamipun dikaruniai seorang putri
setelah setahun pernikahan kami.
Lalu suamiku pindah kerjaan di daerah
timur Arab Saudi. Sehingga ia berangkat
kerja selama seminggu (di tempat
kerjanya) dan pulang tinggal bersama
kami seminggu. Hingga akhirnya setelah
3 tahun, dan putriku telah berusia 4
tahun… Pada suatu hari yaitu tanggal 9
Ramadhan tahun 1395 H tatkala ia dalam
perjalanan dari kota kerjanya menuju
rumah kami di Riyadh ia mengalami
kecelakaan, mobilnya terbalik. Akibatnya
ia dimasukkan ke Rumah Sakit, ia dalam
keadaan koma. Setelah itu para dokter
spesialis mengabarkan kepada kami
bahwasanya ia mengalami kelumpuhan
otak. 95 persen organ otaknya telah
rusak. Kejadian ini sangatlah
menyedihkan kami, terlebih lagi kedua
orang tuanya lanjut usia. Dan semakin
menambah kesedihanku adalah
pertanyaan putri kami (Asmaa') tentang
ayahnya yang sangat ia rindukan
kedatangannya. Ayahnya telah berjanji
membelikan mainan yang disenanginya…
Kami senantiasa bergantian
menjenguknya di Rumah Sakit, dan ia
tetap dalam kondisinya, tidak ada
perubahan sama sekali. Setelah lima
tahun berlalu, sebagian orang
menyarankan kepadaku agar aku cerai
darinya melalui pengadilan, karena
suamiku telah mati otaknya, dan tidak
bisa diharapkan lagi kesembuhannya.
Yang berfatwa demikian sebagian syaikh
-aku tidak ingat lagi nama mereka- yaitu
bolehnya aku cerai dari suamiku jika
memang benar otaknya telah mati. Akan
tetapi aku menolaknya, benar-benar aku
menolak anjuran tersebut.
Aku tidak akan cerai darinya selama ia
masih ada di atas muka bumi ini. Ia
dikuburkan sebagaimana mayat-mayat
yang lain atau mereka membiarkannya
tetap menjadi suamiku hingga Allah
melakukan apa yang Allah kehendaki.
Akupun memfokuskan konsentrasiku
untuk mentarbiyah putri kecilku. Aku
memasukannya ke sekolah tahfiz al-
Quran hingga akhirnya iapun menghafal
al-Qur'an padahal umurnya kurang dari 10
tahun. Dan aku telah mengabarkannya
tentang kondisi ayahnya yang
sesungguhnya. Putriku terkadang
menangis tatkala mengingat ayahnya, dan
terkadang hanya diam membisu.
Putriku adalah seorang yang taat
beragama, ia senantiasa sholat pada
waktunya, ia sholat di penghujung
malam padahal sejak umurnya belum 7
tahun. Aku memuji Allah yang telah
memberi taufiq kepadaku dalam
mentarbiyah putriku, demikian juga
neneknya yang sangat sayang dan
dekat dengannya, demikian juga kakeknya
rahimahullah.
Putriku pergi bersamaku untuk
menjenguk ayahnya, ia meruqyah
ayahnya, dan juga bersedekah untuk
kesembuhan ayahnya.
Pada suatu hari di tahun 1410 H, putriku
berkata kepadaku : Ummi biarkanlah aku
malam ini tidur bersama ayahku...
Setelah keraguan menyelimutiku
akhirnya akupun mengizinkannya.
Putriku bercerita :
Aku duduk di samping ayah, aku membaca
surat Al-Baqoroh hingga selesai. Lalu
rasa kantukpun menguasaiku, akupun
tertidur. Aku mendapati seakan-akan ada
ketenangan dalam hatiku, akupun bangun
dari tidurku lalu aku berwudhu dan
sholat –sesuai yang Allah tetapkan
untukku-.
Lalu sekali lagi akupun dikuasai oleh
rasa kantuk, sedangkan aku masih di
tempat sholatku. Seakan-akan ada
seseorang yang berkata kepadaku,
"Bangunlah…!!, bagaimana engkau tidur
sementara Ar-Rohmaan (Allah)
terjaga??, bagaimana engkau tidur
sementara ini adalah waktu
dikabulkannya doa, Allah tidak akan
menolak doa seorang hamba di waktu
ini??"
Akupun bangun…seakan-akan aku
mengingat sesuatu yang terlupakan…
lalu akupun mengangkat kedua tanganku
(untuk berdoa), dan aku memandangi
ayahku –sementara kedua mataku
berlinang air mata-. Aku berkata dalam
do'aku, "Yaa Robku, Yaa Hayyu (Yang
Maha Hidup)…Yaa 'Adziim (Yang Maha
Agung).., Yaa Jabbaar (Yang Maha Kuasa)…,
Yaa Kabiir (Yang Maha Besar)…, Yaa
Mut'aal (Yang Maha Tinggi)…, Yaa
Rohmaan (Yang Maha Pengasih)…, Yaa
Rohiim (Yang Maha Penyayang)…, ini
adalah ayahku, seorang hamba dari
hamba-hambaMu, ia telah ditimpa
penderitaan dan kami telah bersabar,
kami Memuji Engkau…, kemi beriman
dengan keputusan dan ketetapanMu
baginya…
Ya Allah…, sesungguhnya ia berada
dibawah kehendakMu dan kasih
sayangMu.., Wahai Engkau yang telah
menyembuhkan nabi Ayyub dari
penderitaannya, dan telah
mengembalikan nabi Musa kepada ibunya…
Yang telah menyelamatkan Nabi Yuunus
dari perut ikan paus, Engkau Yang telah
menjadikan api menjadi dingin dan
keselamatan bagi Nabi Ibrahim…
sembuhkanlah ayahku dari
penderitaannya…
Ya Allah…sesungguhnya mereka telah
menyangka bahwasanya ia tidak mungkin
lagi sembuh…Ya Allah milikMu-lah
kekuasaan dan keagungan, sayangilah
ayahku, angkatlah penderitaannya…"
Lalu rasa kantukpun menguasaiku, hingga
akupun tertidur sebelum subuh.
Tiba-tiba ada suara lirih menyeru..,
"Siapa engkau?, apa yang kau lakukan di
sini?". Akupun bangun karena suara
tersebut, lalu aku menengok ke kanan
dan ke kiri, namun aku tidak melihat
seorangpun. Lalu aku kembali lagi
melihat ke kanan dan ke kiri…, ternyata
yang bersuara tersebut adalah
ayahku…
Maka akupun tak kuasa menahan diriku,
lalu akupun bangun dan memeluknya
karena gembira dan bahagia…, sementara
ayahku berusaha menjauhkan aku darinya
dan beristighfar. Ia barkata,
"Ittaqillah…(Takutlah engkau kepada
Allah….), engkau tidak halal bagiku…!".
Maka aku berkata kepadanya, "Aku ini
putrimu Asmaa'". Maka ayahkupun terdiam.
Lalu akupun keluar untuk segera
mengabarkan para dokter. Merekapun
segera datang, tatkala mereka melihat
apa yang terjadi merekapun keheranan.
Salah seorang dokter Amerika berkata
–dengan bahasa Arab yang tidak fasih- :
"Subhaanallahu…". Dokter yang lain dari
Mesir berkata, "Maha suci Allah Yang
telah menghidupkan kembali tulang
belulang yang telah kering…".
Sementara ayahku tidak mengetahui apa
yang telah terjadi, hingga akhirnya kami
mengabarkan kepadanya. Iapun menangis…
dan berkata, ُﻪﻠﻟﺍ ﺍًﺮْﻴُﺧ ﺎًﻈِﻓﺎًﺣ َﻮُﻫَﻭ ﻰَّﻟَﻮَﺘَﻳ
َﻦْﻴِﺤِﻟﺎَّﺼﻟﺍ Sungguh Allah adalah Penjaga
Yang terbaik, dan Dialah yang Melindungi
orang-orang sholeh…, demi Allah tidak
ada yang kuingat sebelum kecelakaan
kecuali sebelum terjadinya kecelakaan
aku berniat untuk berhenti
melaksanakan sholat dhuha, aku tidak
tahu apakah aku jadi mengerjakan
sholat duha atau tidak..??
Sang istri berkata : Maka
suamiku Abu Asmaa' akhirnya kembali lagi
bagi kami sebagaimana biasnya yang aku
mengenalinya, sementara usianya hampir
46 tahun. Lalu setelah itu kamipun
dianugerahi seorang putra,
Alhamdulillah sekarang umurnya sudah
mulai masuk tahun kedua. Maha suci
Allah Yang telah mengembalikan suamiku
setelah 15 tahun…, Yang telah menjaga
putrinya…, Yang telah memberi taufiq
kepadaku dan menganugerahkan
keikhlasan bagiku hingga bisa menjadi
istri yang baik bagi suamiku…meskipun ia
dalam keadaan koma…
Maka janganlah sekali-kali kalian
meninggalkan do'a…, sesungguhnya
tidak ada yang menolak qodoo' kecuali
do'a…barang siapa yang menjaga
syari'at Allah maka Allah akan
menjaganya.
Jangan lupa juga untuk berbakti kepada
kedua orang tua… dan hendaknya kita
ingat bahwasanya di tangan Allah lah
pengaturan segala sesuatu…di
tanganNya lah segala taqdir, tidak ada
seorangpun selainNya yang ikut
mengatur…
Ini adalah kisahku sebagai 'ibroh
(pelajaran), semoga Allah menjadikan
kisah ini bermanfaat bagi orang-orang
yang merasa bahwa seluruh jalan
telah tertutup, dan penderitaan telah
menyelimutinya, sebab-sebab dan pintu-
pintu keselamatan telah tertutup…
Maka ketuklah pintu langit dengan do'a,
dan yakinlah dengan pengabulan Allah….
Demikianlah….Alhamdulillahi Robbil
'Aaalamiin (SELESAI…)
Janganlah pernah putus asa…
jika Tuhanmu adalah Allah…
Cukup ketuklah pintunya
dengan doamu yang tulus…
Hiaslah do'amu dengan
berhusnudzon kepada Allah Yang Maha
Suci
Lalu yakinlah dengan
pertolongan yang dekat dariNya…
(sumber : http://www.muslm.org/vb/
archive/index.php/t-416953.html ,
Diterjemahkan oleh Ustadz Firanda
And

Read more »»  

Kisah Istri Sholihah yang
mengharukan
Seorang istri menceritakan kisah
suaminya pada tahun 1415 H, ia berkata :
Suamiku adalah seorang pemuda yang
gagah, semangat, rajin, tampan,
berakhlak mulia, taat beragama, dan
berbakti kepada kedua orang tuanya. Ia
menikahiku pada tahun 1390 H. Aku tinggal
bersamanya (di kota Riyadh) di rumah
ayahnya sebagaimana tradisi keluarga-
keluarga Arab Saudi. Aku takjub dan
kagum dengan baktinya kepada kedua
orang tuanya. Aku bersyukur dan
memuji Allah yang telah
menganugerahkan kepadaku suamiku ini.
Kamipun dikaruniai seorang putri
setelah setahun pernikahan kami.
Lalu suamiku pindah kerjaan di daerah
timur Arab Saudi. Sehingga ia berangkat
kerja selama seminggu (di tempat
kerjanya) dan pulang tinggal bersama
kami seminggu. Hingga akhirnya setelah
3 tahun, dan putriku telah berusia 4
tahun… Pada suatu hari yaitu tanggal 9
Ramadhan tahun 1395 H tatkala ia dalam
perjalanan dari kota kerjanya menuju
rumah kami di Riyadh ia mengalami
kecelakaan, mobilnya terbalik. Akibatnya
ia dimasukkan ke Rumah Sakit, ia dalam
keadaan koma. Setelah itu para dokter
spesialis mengabarkan kepada kami
bahwasanya ia mengalami kelumpuhan
otak. 95 persen organ otaknya telah
rusak. Kejadian ini sangatlah
menyedihkan kami, terlebih lagi kedua
orang tuanya lanjut usia. Dan semakin
menambah kesedihanku adalah
pertanyaan putri kami (Asmaa') tentang
ayahnya yang sangat ia rindukan
kedatangannya. Ayahnya telah berjanji
membelikan mainan yang disenanginya…
Kami senantiasa bergantian
menjenguknya di Rumah Sakit, dan ia
tetap dalam kondisinya, tidak ada
perubahan sama sekali. Setelah lima
tahun berlalu, sebagian orang
menyarankan kepadaku agar aku cerai
darinya melalui pengadilan, karena
suamiku telah mati otaknya, dan tidak
bisa diharapkan lagi kesembuhannya.
Yang berfatwa demikian sebagian syaikh
-aku tidak ingat lagi nama mereka- yaitu
bolehnya aku cerai dari suamiku jika
memang benar otaknya telah mati. Akan
tetapi aku menolaknya, benar-benar aku
menolak anjuran tersebut.
Aku tidak akan cerai darinya selama ia
masih ada di atas muka bumi ini. Ia
dikuburkan sebagaimana mayat-mayat
yang lain atau mereka membiarkannya
tetap menjadi suamiku hingga Allah
melakukan apa yang Allah kehendaki.
Akupun memfokuskan konsentrasiku
untuk mentarbiyah putri kecilku. Aku
memasukannya ke sekolah tahfiz al-
Quran hingga akhirnya iapun menghafal
al-Qur'an padahal umurnya kurang dari 10
tahun. Dan aku telah mengabarkannya
tentang kondisi ayahnya yang
sesungguhnya. Putriku terkadang
menangis tatkala mengingat ayahnya, dan
terkadang hanya diam membisu.
Putriku adalah seorang yang taat
beragama, ia senantiasa sholat pada
waktunya, ia sholat di penghujung
malam padahal sejak umurnya belum 7
tahun. Aku memuji Allah yang telah
memberi taufiq kepadaku dalam
mentarbiyah putriku, demikian juga
neneknya yang sangat sayang dan
dekat dengannya, demikian juga kakeknya
rahimahullah.
Putriku pergi bersamaku untuk
menjenguk ayahnya, ia meruqyah
ayahnya, dan juga bersedekah untuk
kesembuhan ayahnya.
Pada suatu hari di tahun 1410 H, putriku
berkata kepadaku : Ummi biarkanlah aku
malam ini tidur bersama ayahku...
Setelah keraguan menyelimutiku
akhirnya akupun mengizinkannya.
Putriku bercerita :
Aku duduk di samping ayah, aku membaca
surat Al-Baqoroh hingga selesai. Lalu
rasa kantukpun menguasaiku, akupun
tertidur. Aku mendapati seakan-akan ada
ketenangan dalam hatiku, akupun bangun
dari tidurku lalu aku berwudhu dan
sholat –sesuai yang Allah tetapkan
untukku-.
Lalu sekali lagi akupun dikuasai oleh
rasa kantuk, sedangkan aku masih di
tempat sholatku. Seakan-akan ada
seseorang yang berkata kepadaku,
"Bangunlah…!!, bagaimana engkau tidur
sementara Ar-Rohmaan (Allah)
terjaga??, bagaimana engkau tidur
sementara ini adalah waktu
dikabulkannya doa, Allah tidak akan
menolak doa seorang hamba di waktu
ini??"
Akupun bangun…seakan-akan aku
mengingat sesuatu yang terlupakan…
lalu akupun mengangkat kedua tanganku
(untuk berdoa), dan aku memandangi
ayahku –sementara kedua mataku
berlinang air mata-. Aku berkata dalam
do'aku, "Yaa Robku, Yaa Hayyu (Yang
Maha Hidup)…Yaa 'Adziim (Yang Maha
Agung).., Yaa Jabbaar (Yang Maha Kuasa)…,
Yaa Kabiir (Yang Maha Besar)…, Yaa
Mut'aal (Yang Maha Tinggi)…, Yaa
Rohmaan (Yang Maha Pengasih)…, Yaa
Rohiim (Yang Maha Penyayang)…, ini
adalah ayahku, seorang hamba dari
hamba-hambaMu, ia telah ditimpa
penderitaan dan kami telah bersabar,
kami Memuji Engkau…, kemi beriman
dengan keputusan dan ketetapanMu
baginya…
Ya Allah…, sesungguhnya ia berada
dibawah kehendakMu dan kasih
sayangMu.., Wahai Engkau yang telah
menyembuhkan nabi Ayyub dari
penderitaannya, dan telah
mengembalikan nabi Musa kepada ibunya…
Yang telah menyelamatkan Nabi Yuunus
dari perut ikan paus, Engkau Yang telah
menjadikan api menjadi dingin dan
keselamatan bagi Nabi Ibrahim…
sembuhkanlah ayahku dari
penderitaannya…
Ya Allah…sesungguhnya mereka telah
menyangka bahwasanya ia tidak mungkin
lagi sembuh…Ya Allah milikMu-lah
kekuasaan dan keagungan, sayangilah
ayahku, angkatlah penderitaannya…"
Lalu rasa kantukpun menguasaiku, hingga
akupun tertidur sebelum subuh.
Tiba-tiba ada suara lirih menyeru..,
"Siapa engkau?, apa yang kau lakukan di
sini?". Akupun bangun karena suara
tersebut, lalu aku menengok ke kanan
dan ke kiri, namun aku tidak melihat
seorangpun. Lalu aku kembali lagi
melihat ke kanan dan ke kiri…, ternyata
yang bersuara tersebut adalah
ayahku…
Maka akupun tak kuasa menahan diriku,
lalu akupun bangun dan memeluknya
karena gembira dan bahagia…, sementara
ayahku berusaha menjauhkan aku darinya
dan beristighfar. Ia barkata,
"Ittaqillah…(Takutlah engkau kepada
Allah….), engkau tidak halal bagiku…!".
Maka aku berkata kepadanya, "Aku ini
putrimu Asmaa'". Maka ayahkupun terdiam.
Lalu akupun keluar untuk segera
mengabarkan para dokter. Merekapun
segera datang, tatkala mereka melihat
apa yang terjadi merekapun keheranan.
Salah seorang dokter Amerika berkata
–dengan bahasa Arab yang tidak fasih- :
"Subhaanallahu…". Dokter yang lain dari
Mesir berkata, "Maha suci Allah Yang
telah menghidupkan kembali tulang
belulang yang telah kering…".
Sementara ayahku tidak mengetahui apa
yang telah terjadi, hingga akhirnya kami
mengabarkan kepadanya. Iapun menangis…
dan berkata, ُﻪﻠﻟﺍ ﺍًﺮْﻴُﺧ ﺎًﻈِﻓﺎًﺣ َﻮُﻫَﻭ ﻰَّﻟَﻮَﺘَﻳ
َﻦْﻴِﺤِﻟﺎَّﺼﻟﺍ Sungguh Allah adalah Penjaga
Yang terbaik, dan Dialah yang Melindungi
orang-orang sholeh…, demi Allah tidak
ada yang kuingat sebelum kecelakaan
kecuali sebelum terjadinya kecelakaan
aku berniat untuk berhenti
melaksanakan sholat dhuha, aku tidak
tahu apakah aku jadi mengerjakan
sholat duha atau tidak..??
Sang istri berkata : Maka
suamiku Abu Asmaa' akhirnya kembali lagi
bagi kami sebagaimana biasnya yang aku
mengenalinya, sementara usianya hampir
46 tahun. Lalu setelah itu kamipun
dianugerahi seorang putra,
Alhamdulillah sekarang umurnya sudah
mulai masuk tahun kedua. Maha suci
Allah Yang telah mengembalikan suamiku
setelah 15 tahun…, Yang telah menjaga
putrinya…, Yang telah memberi taufiq
kepadaku dan menganugerahkan
keikhlasan bagiku hingga bisa menjadi
istri yang baik bagi suamiku…meskipun ia
dalam keadaan koma…
Maka janganlah sekali-kali kalian
meninggalkan do'a…, sesungguhnya
tidak ada yang menolak qodoo' kecuali
do'a…barang siapa yang menjaga
syari'at Allah maka Allah akan
menjaganya.
Jangan lupa juga untuk berbakti kepada
kedua orang tua… dan hendaknya kita
ingat bahwasanya di tangan Allah lah
pengaturan segala sesuatu…di
tanganNya lah segala taqdir, tidak ada
seorangpun selainNya yang ikut
mengatur…
Ini adalah kisahku sebagai 'ibroh
(pelajaran), semoga Allah menjadikan
kisah ini bermanfaat bagi orang-orang
yang merasa bahwa seluruh jalan
telah tertutup, dan penderitaan telah
menyelimutinya, sebab-sebab dan pintu-
pintu keselamatan telah tertutup…
Maka ketuklah pintu langit dengan do'a,
dan yakinlah dengan pengabulan Allah….
Demikianlah….Alhamdulillahi Robbil
'Aaalamiin (SELESAI…)
Janganlah pernah putus asa…
jika Tuhanmu adalah Allah…
Cukup ketuklah pintunya
dengan doamu yang tulus…
Hiaslah do'amu dengan
berhusnudzon kepada Allah Yang Maha
Suci
Lalu yakinlah dengan
pertolongan yang dekat dariNya…
(sumber : http://www.muslm.org/vb/
archive/index.php/t-416953.html ,
Diterjemahkan oleh Ustadz Firanda
And